1927

1927

Rabu, 20 Juli 2011

Profil Persebaya 1927 Surabaya



SEJARAH

 Persebaya1927didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung, MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta),turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang di Societeit Hadiprojo Jogjakarta.

 Pada1943, SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai Dr Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada 1950, 1951,dan 1952. Pada1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepakbola Surabaya) dan menjadi salah satu tim raksasa perserikatan.

 Tahun lalu, 2010, Persebaya yang dimanajeri Saleh Ismail Mukadar memutuskan gabung ke kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) dan berganti nama menjadi Persebaya 1927. Namun,Persebaya tetap punya tim yang berlagadi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, yang dikenal dengan sebutan Persebaya DU.

 

DATA KLUB

Nama lengkap     : Persebaya 1927
Julukan               : Green Force atau Bajul Ijo
Julukan Suporter : Bonek
Badan Hukum     : PT. Pengelola Persebaya
Didirikan             : 18 Juni 1927

MANAJEMEN KLUB

Komisaris Utama: Saleh Ismail Mukadar
CEO: Llano Mahardhika
Direktur Teknik: Jorge Castelo
Direktur Keuangan: Wijaya Anandita
Direktur Bisnis & Marketing: Roy M Rofiq
Direktur Operasional: JD Dunda
Manager Tim Senior: Edu Harijanto
Pelatih: Aji Santoso
 

DAFTAR PEMAIN

Penjaga Gawang:  Endra Prasetya, Afriyanto, Dimas Galih P.

Pemain Belakang:  Mat Halil, Erol Iba, Sunaji, Khusnul Yuli, Nurmufid F, Muchsen Alatas, Johan Ibo, Otavio Dutra, Michael Cvetkovski.

Pemain Tengah:  M.  Taufiq, Lucky Wahyu, Arief Ariyanto, Jusmadi  Rian Wahyu, M Aulia Ardli, Rendi Irawan, John Tarkpor Sonkaliey.

Pemain Depan:  Nico Susanto, Miko Ardiyanto, Ahmad Sadiq, I Made Wirahadi, Andik Vermansyah, Andrew Barisic (27).
 
PROFIL PELATIH
                                                     Aji Santoso

Punya pengalaman mumpuni sebagai pemain, Aji Santoso kini menjelma jadi sosok pelatih profesional yang diperhitungkan. Aji lahir di Kepanjen, Malang, Jawa Timur, 6 April 1970. Sebelum menukangi Persebaya 1927, Aji memoles Persik (Kediri), Persema (Malang), dan Persisam Putra Samarinda.

 Semasa jadi pemain, Aji yang berposisi bek kiri malang melintang di sejumlah klub besar macam Arema (Malang), Persebaya (Surabaya), PSM (Makassar), Persema, dan timnasionalIndonesia. Namanya kian terkenal setelah ikut mempersembahkan medali emas SEA Games 1991. Masa keemasan sebagai pemain nasional ia bukukan dalam kurun waktu 1990-1999.

 Aji tetap berprestasi di kompetisi nasional. Ia tercatat sebagai pemain yang tiga kali mempersembahkan gelar juara kompetisi PSSI, yakni untuk Arema (1992/1993), Persebaya (1997/1998), dan PSM (1999/2000). Yang membanggakan, ia tak pernah duduk sebagai pemain cadangan, baik saat di timnasionalmaupun di klub profesional.

 Umur 34 tahun Aji pensiun sebagai pemain,dan tak lama kemudian mengikuti kursus kepelatihan yang diselenggarakan Konfederasi Sepakbola Asia selama dua pekan. Sejak itulah karier kepelatihannya dimulai. *


PROFIL PEMAIN BINTANG

John Tarkpor Sonkaliey

Lahir di Monrovia, Liberia, 16 Oktober 1986, John Tarkpor Sonkaliey adalah salah satu gelandang asing terbaik yang bermain di kompetisi Indonesia. Saat ini ia bermain untuk Persebaya 1927, dan untuk timnasional  Liberia. Tercatat telah lima kali memperkuat timnasionalLiberia, namun belum sekalipunJohn Tarkpor Sonkaliey mencetak gol.

 Tarkpor pernah bermain untuk Mighty Barolle, LPRC Oilers, Persiter Ternate, dan Persitara,Jakarta Utara, sebelum akhirnya berlabuh di Persebaya 1927 – yang bermain di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). *

 

I Made Wirahadi

Bermain penuh determinasi tinggi dan selalu tampil dalamperformapuncak. Itulah yang ada dalam diri I Made Wirahadi. Mantan pemain Pelita Jaya ini sangat berbahaya bila menguasai bola di sektor depan. Tak mudah bagi pemain belakang lawan untuk menaklukkannya. Apalagi, Made didukung dengan teknik dan skill yang mumpuni.

 Ya, penampilan yang cukup piawai di sektor depan membuat pelatih Persebaya 1927, Aji  Santoso, langsung ''jatuh cinta''pada pria kelahiran 24 Apr 1983ini. ''Tipe pemain seperti dia yang saya butuhkan di Persebaya1927,'' ungkap AjiSantoso. Menurutnya, Made merupakan ujung tombak yang memiliki kualitas lebih. Tinggi       badannya180 cm.

 Aksi impresif Made bisa dilihat ketika Persebaya berhasil unggul 2-0 atasBogor RayaFC, pada Sabtu (29/1) lalu. Bertindak sebagi tim tuan rumah, Persebaya 1927 langsung mengambil insiatif penyerangan di babak pertama. Pola permainan dengan umpan-umpan pendek cepat dari kaki ke kaki kerap merepotkan barisan belakang Bogor Raya yang dikawal Billy Quinncroft dan Rasyid.

 Peluang pertama Persebaya1927  lahir padamenit ke-15. Rendy melepaskan sebuah tendanan keras dari luar kotak penalti ke pojok kanan gawang Bogor Raya. Akan tetapi, tendangannya masih mampu dihalau penjaga gawang Agus Rohman.

 Gol yang ditunggu-tunggu Persebaya 1927 akhirnya datang padamenit ke-21. Berawal dari tendangan sudut Arif Ariyanto, I Made Wirahadi yang berdiri bebas langsung menyepak bola masuk ke dalam gawang lewat sebuah tendangan bicyce kick. Persebaya unggul 1-0.

 Made memangsudah menunggu-nunggu untuk tampil di Liga Primer Indonesia (LPI) ketika mulai bergulir. Ketika Persebaya 1927 bersiap tanding melawan Real MataramFC, 2 Desember 2010, ia langsung diturunkan. Ya, laga melawan klub asal Yogyakarta itu merupakan penampilan pertamaI Made Wirahadi memperkuat Bajul Ijo. Tak heran bila pada laga yang digelar di Stadion Jatidiri Semarang itu,  Made Wirahadi.sangat antusias membela tim barunya.

 Pemain nomor punggung 7 ini langsung gabung ke Semarang, setelah izin dari MabesPolri keluar. Made memang bukan pemain sembarangan. Selain sebagai pemain, Made adalah polisi dengan pangkat Brigadir Satu (Briptu). Statusnya sebagai anggota Polri memang membuat Made belum bisa bergabung ke Persebaya 1927 sebelumnya. Status ini membuat dia harus mendapatkan izin kedinasan dari Mabes Polri.

 "Saya mohon maaf pada manajemen dan fans Persebaya1927,karena baru bisa bergabung sekarang. Saya akan bayar kepercayaan ini dengan penampilan maksimal di lapangan," ia menjelaskan.

 Pelatih Aji Santoso-lah yang paling senang ketika Made bergabung. Selama ini, mantan pelatih Persema ini sangat tertarik dengan penampilan Made. Tak hanya itu. Kehadiran pemain kelahiran Bali ini diharapkan mampu menambah daya gedor lini depan Persebaya1927. ''Yang pasti kehadirannya cukup melegakan saya," tandasAji Santoso.

 Aji Santoso memang dikenal lebih menyukai komposisi pemain muda. Tak heran bila di sektor depan ia memasang Made bersama Andik Vermansyah (23) dan  Rendy Irawan (22). Beberapa pengamat bola menilai ketiganya di masa mendatang bisamenjadi ‘’trio maut’’ di sektor depan Persebaya1927.

 ‘’Trio maut’’ ini memang kerap menjadi momok. Contohnya ketika bermain melawan Cendrawasih Papua pada Minggu(27/2)lalu. Ketiganya sering membahayakan gawang yang dijaga Deniss Romanovs,

 Hingga pekan kedelapan, trio maut ini sudah mengemas 11 gol bagi Persebaya 1927. Dan,I Made Wirahadi menjadi pencetak gol terbanyak bagi klubnya dengan lima gol. Itu berarti mereka menyumbang 80 persen gol bagi Persebaya 1927. I Made Wirahadi juga berpeluang memimpin top skor LPI di pertandingan-pertandingan mendatang.

 Sejumlah kalangan juga mengakui kalau kualitas pemain muda di LPI mampu mengangkat pamor kompetisi sepakbola profesional dan mandiri itu, serta bisa  menarik penonton untuk beramai-ramai datang ke stadion. Bahkan pelatih Jakarta FC 1928 yang mantan penyerang tim nasional, Bambang Nurdiansyah, sangat yakin kalau  kemajuan pemain lokal di LPI cukup baik dan layak untuk tampil di timnas. "Jangan salah, di. sini banyak pemain muda yang tidak tertampung di kompetisi PSSI," kata Bambang Nurdiansyah. *

 

                                                  Andrew Barisic

Pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso, kini tak pusing lagi memikirkan kekurangan stok pemain depannya. Datangnya Andrew Barisic seakan melepaskan dahaga bagi para Bonekmania yang ingin melihat timnya menang di kandang.  Aji memang  tak lupa memuji pemain  anyarnya  asal Australia, Andrew Barisic.

 Aji mengaku pertandingan hari ini sangat menarik. Sebab, walaupun timnya menang telak 4-0, Aceh United bisa memberi perlawanan. "Ini kemenangan ganda. Anak-anak bermain baik,  dan kita bisa cetak gol," kata Aji . Mantan pelatih Persisam itu tak lupa memuji Barisic, yang mampu membuat satu gol, dan satu assist dalam debutnya. "Dia tampil bagus, baru sekali latihan,” puji Aji Santoso.

 Dengan hadirnya Barisic, ada sedikit harapan untuk lebih tajam. Barisic memang baru tiga hari bergabung dengan tim yang bermarkas di Jalan Karang Gayam itu. “Dia pemain bagus, meski baru  bergabung dengan Persebaya 1927,” puji  pelatih yang mengawali kariernya sebagai pemain lokal klub Kakimas (Kanan Kiri Masjid) di Malang itu. Dengan hadirnya Barisic, bisa menjadikan lini depan banyak pilihan. Aji tidak perlu khawatir lagi bila ada pemain depan yang cedera.

 Sebelum pertandingan, Aji memang sempat dipusingkan dengan cederanya striker utama, I Made Wirahadi. Pemain asal Bali itu mengalami cedera engkel usai menahan Bintang Medan FC.  Barisic sendiri bermain pada menit ke-35, menggantikan Lucky Wahyu.

 Usai pertandingan, striker anyar Persebaya itu mengaku sangat gembira bisa mencetak gol  pada debutnya. “Sangat menyenangkan bisa mencetak gol di depan puluhan ribu suporter. Terima kasih untuk dukungannya,” ungkap Andrew Barisic.

 Barisic mengaku senang dengan permainannya hari ini. Apalagi dia mampu membikin satu gol dan satu assist. Barisic mengaku, pada babak pertama ia masih harus beradaptasi. "Tapi, di babak kedua kami bermain enjoy. Saya ucapkan terima kasih ke suporter yang beri support sangat bagus," ungkap Barisic.

 Barisic adalah marquee player Persebaya 1927 yang dinanti-nantikan. Dia sebelumnya bermain untuk Gold Coast United di Liga Australia. Pemain berusia 24 tahun ini sempat diragukan untuk segera diturunkan, karena sebelumnya ia mengalami cedera kaki.  Bahkan pelatih Aji Santoso  sempat mengisyaratkan bahwa dia tidak akan langsung menurunkan Barisic sebagai starter. Karena pemain yang berposisi sebagai striker tersebut masih belum beradaptasi dengan permainan tim, sehingga dikhawatirkan permainannya menjadi tidak maksimal. *

                           

                                                     Rendi Irawan

Kemenangan telak Persebaya 1927 atas Real Mataram FC, Minggu (20/3), tak lepas dari peran penting gelandang mungil nan lincah Rendi Irawan. Berkat dua gol yang ia lesakkan, serta umpan matangnya pada Andik Vermansyah, membuat Bajul Ijo pesta gol di kandang The Reds Army, 6-2.

 Persebaya 1927 menang telak melalui gol yang dibuat Michael Cvetkovski (13’), Rendi Irawan (26’, 52’), Andrew Barisic (43’), Andik Vermansyah (62’) dan Arief Ariyanto (87’). Gol balasan tuan rumah hasil tendangan Andrid (67’) dan Fernado Soler melalui titik penalti (84’).

 Hebatnya, Bajul Ijo bukan pertama kali menciptakan banjir gol ke gawang lawan. Seminggu sebelumnya, Minggu (13/3), Aceh United yang menjadi tamu mereka gilas 4-0 di Gelora 10 Nopember, Surabaya. Sebelumnya, pada pekan ke-4 LPI, tepatnya 5 Februari 2011, Bajul Ijo juga sukses besar membenamkan tuan rumah Minang Kabau FC dengan skor 5-0.

 Ada benang merah kesuburan Persebaya 1927, yaitu hadirnya Rendi Irawan sebagai gelandang yang lincah dalam mengobrak-abrik pertahanan lawan. Rendi yang berpostur mungil, dengan tinggi badan 160 sentimeter dan berat hanya setengah kwintal, memang gesit dan berani berhadapan dengan barisan pertahanan lawan yang biasanya dihuni pemain berbadan tinggi besar.

 Akibatnya, Rendi sering jungkir-balik dihadang para stopper yang tak mau wilayahnya ditembus oleh pemain bernomor punggung 12 itu. Tak jarang pula emosi Rendi akhirnya meletup hingga pada pertandingan kemarin ia mendapat kartu kuning, karena beradu mulut dengan kiper Real Mataram, Arik Bakhtiar, setelah mereka bertabrakan.

 Selain gemar mengobrak-abrik lini pertahanan lawan, ia juga kerap memberikan umpan-umpan matang kepada dua penyerang Persebaya 1927, I Made Wirahadi dan Andrew Barisic. Bahkan ketika membuat gol keempat ke gawang Real Mataram, Rendi dan Andrew tampak bersamaan melesakkan bola ke gawang Arik Bakhtiar.

 Lesakan golnya pada laga-laga penting Persebaya 1927, bermula dari pertandingan pekan perdana LPI, 10 Januari 2011. Sebagai tuan rumah, ketika itu Persebaya 1927 menaklukkan tamunya Bandung FC dengan skor tipis 2-1. Gol Bajul Ijo dicetak Rendi Irawan dan Andik Vermansyah.

 Pundi golnya bertambah ketika Persebaya 1927 menjamu Bogor Raya, dan mengalahkannya skor 2-0. Rendi dan I Made Wirahadi menorehkan sepasang gol di Gelora 10 Nopember, Surabaya (29/1).

 Pasokan golnya bertambah lagi ketika menyumbang satu dari lima gol yang membajiri gawang tuan rumah Minang Kabau FC pada  5 Februari 2010 di Stadion H. Agus Salim, Padang.

 Dengan demikian, gelandang kelahiran 26 April 1987 ini telah mengkoleksi lima gol. Namanya langsung masuk dalam jajaran top skor LPI hingga pekan ke-11. Ia sejajar dengan koleganya, Andik Vermansyah. Satu gol di atasnya masih bercokol I Made Wirahadi, yang juga teman satu tim.

 Masih panjangnya kompetisi bermotto Change The Game ini, memberikan peluang besar bagi gelandang Persebaya 1927 yang pernah merumput di Mitra Kukar, Kalimantan Timur ini.

 Teman satu timnya juga mendapat kesempatan merasakan umpan-umpan matang yang mengalir dari kaki Rendi. Sementara para Bonek akan histeris, terhibur dengan liukan badannya nan lincah menerobos pertahanan lawan. Penonton LPI akan terus menyaksikan aksi-aksi Rendi Irawan setiap Bajul Ijo bertanding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar